Cerpen Telaga Sastra Cinta.
Oleh: Vitri Yayat Yachya
Deras rintik gerimis hujan masih belum terhenti, kuputar sebuah tembang kenangan
Ratih Purwasih_Yang Hujan Turun Lagi. Sebuah memory yang indah, yang pernah kujalani
bersama Rindu. Rinduku..wajahnya lugu, senyumnya yang memutari tiap ruang hatiku. 'Clik..clik..terdengar
tetes gerimis hujan mengenai dedaun pohon diujung seberang pintu gerbang rumahku. Tanak rasanya jika
ingatan itu kembali ada, sesak rasa jantungku untuk berdetakpun tak sanggup. Sesuatu menetes dipias pipiku,
Yach..sebuah airmata berderai tiba-tiba. Dan adikku dari arah belakang mengagetkan lamunanku, 'Kak..kak Cintaaa !?.
Sapa Bintang kepadaku. 'Yaa..berisik Lek, bisa ngga sich kalo masuk kamarku ketuk dulu", ini udah kaya hantu yang
masuk
ngga permisi', enakan dapat petasan dariku. Jawabku yang panjang
lebar pada Bintang, kembali Bintang berkata..'Kakk, udah..udah
marahnya. 'Siapa bilang ade ngga ketuk pintu, ade udah ketuk tapi kak Cinta ngga balas, eehh..malah bengong dekat jendela.
'Hayoo..mikirin Kak Rindu yach, jangan bohong kak sama ade. Degh..jantungku tak karuan ketika kata-kata Bintang adikku
membuat
labir bibirku kelu. Kupalingkan tatapan mata Bintang, kuhela nafas
dalam-dalam kemudian aku duduk diranjang tempat tidurku.
Kutarik tangan Bintang untuk duduk bersebelahan denganku, akhirnya Bintangpun mau duduk didekatku. xxxx
''Kakk..maafin kata-kata ade yang kasar, ade tahu kak Cinta belum bisa melupakan
Kak Rindu. Ade juga kehilangan kak Rindu, ade belum sempat membalas tiap kebaikan
kak Rindu, semua terasa sakit..sakit kak, sakitt hatiii adee. Perkataan Bintang terseling tangisan, kupeluk Bintang
adik satu-satunya dari Rindu. Wajah Bintang sedikit mirip dengan wajah Rindu, Bintang juga mahir bermain gitar sama
persis dengan Rindu. Aku kangen banget sama kamu 'Dut panggilanku pada Rindu gumam hatiku, yang memeluk Bintang.
'Tidur sana udah malam tau, tuch jam udah jam 22:30 malam, besok aku mau buka toko agak pagi lagi pula kamu besok kuliah.
Kataku
pada Bintang sembari mengecup keningnya, Bintangpun tersenyum menghapus
airmatanya. Dan, kak Cinta..good night' kata Bintang.
'Good
night..sis, jawabku. Pintu kamarku tertutup, Bintangpun berlalu
menuju kamarnya untuk memejamkan mata. Dan akupun terlena dalam
pejaman
mata malam itu. xxxx
Pagi yang cerah kudapati secangkir kopi buatan Bintang, 'Hmmm..harumnya
seperti buatan Rindu. Bintang yang baru dua bulan tinggal bersamaku benar-benar
mengingatku pada Rindu. 'Kak kok ngelamun..hayoo atuh dimakan sarapan buatan Bintang,
nich cobain dech enak tahu kak. Bintang menyuapiku dan aku menuruti kata-kata Bintang, 'Achh..
Rindu kamu tahu adikmu itu hampir mirip denganmu, tapi tidak..aku kan kakaknya harusnya kujaga ia
seperti adikku sendiri. Hampir kulupa jika pagi ini aku harus buka toko, 'Yukk..berangkat. Kataku pada Bintang
kemudian kuboncengin Bintang dengan motor peninggalan Rindu. Tak berapa lama sampai dikampus uni darma sebuah
falkutas
daerah bekasi perbatasan jakarta. 'Kak..hati-hati dijalan, jangan
ngebut. Kata Bintang mengingatkan aku tidak ngebut, kuanggukan
kepala kutinggalkan Bintang dikampusnya. xxxx
"Pagi..Kak, sapa Lena. 'Pagi juga, loch..mana Dion.., Sejenakku hentikan perkataanku karena aku tengah
membuka toko. 'Masuk lena, kataku. 'Iya.., jawab Lena. 'Hmm..kamu ngga diantar Dion 'Len, memangnya Dion kemana !?
Tanyaku
pada Lena yang menanyakan Dion, 'Mas Dion ngedadak ke Surabaya..kak,
jawab Lena. Tumben, kenapa tuch anak ke Surabaya,
biasa
dia sms aku 'Len, astagaa..hpku baterainya lowbet. Kataku sembari
tepuk jidat maklum mungkin karena faktor usia dan lelah itu menghambat
fikiranku.
Lena yang mengerti tabiatku hanya geleng-geleng kepala sambil
tersenyum. Kubuka hpku yang lagi charger kulihat ada dua pesan, satu
pesan
dari
Dion yang mengatakan ''Cin..aku harus ke Surabaya ibuku sakit, mungkin
aku pulang minggu depannya, titip bojoku Lena..yoo, 'Dion. Dasar Dion
nikah saja belum udah ganjen, kubuka
satu
pesan lagi. Dash..degh..kubaca pesan itu yang membuatku hampir tak
berkutik, jika sms gelap itu akan menikam Bintang karena Bintang adik
dari Rindu. Tiba-tiba aku dikejutan deringan
telphone
Toko. Aku hanya mondar mandir, kemudian Lena yang mengangkat
telphone, hampir kaget mata Lena terbelalak kulihat ekspreksi wajah
Lena. Aku diam perlahan mata ini menatap dalam-dalam.
Kak ada baiknya kita tutup dulu Toko ini, Lena takut hal serupa
terulang kembali, kita jemput Bintang. Begitu kata Lena, kembali aku
menganggukan kepala dan melepas
kabel
charger hpku. Kemudian kutarik tangan Lena untuk meninggalkan ruang
Toko, jika aku ingat malam nanti adalah Shownya Bintang. Selesai
kututup Toko, aku starter motor
sedang
Lena melaju bersama sedan pick upnya. Satu jam setengah sampai ku
dikampus Uni Darma, kulihat Bintang bersama Riszki..Merri..dan Burhan.
Kuhampiri mereka sembari menarik tangan Bintang.
Kulihat
Bintang tidak kenapa-kenapa, kusuruh ia naik sedan pick up milik Lena,
wajah Bintang terlihat heran menatapku. Yachh..inilah rasa takut,
takut yang teramat dalam, jika aku takut kehilangan orang yang
sangat
berarti. Entah karena aku mencintai Bintang diam-diam atau karena aku
takut Pembunuh misterius itu membunuh Bintang. Rindu, kucoba
semampuku untuk menjaga Bintang. xxxx
Tiba-tiba aku dikejutkan tepukan tangan yang hingar bersorak
'Yell..yell..pada Bintang. Malam yang penuh semarak, Bintang
menghampiriku, akupun meraih tangan Bintang.
Dan,
jdorr..suara letusan pistol bukan mengenai Bintang, tapi..tapi padaku,
kulihat Lena memegang dadaku. Tubuhku tergigil..kubisikan kata
ditelinga Bintang, 'Jaa..jann..ngan..menangis
aku
akan baik-baik saja, too..longg..mainkan melody dawai
gitarrmuu..Bin..bintang. Aku mau dengar dan aku mau bilang..aku jatuh
cinta paadaamu. Tangis Bintang semakin bertambah, aku memeluk dan
mencium
labir bibirnya. Sayup-sayup kudengar lantunan indah melody
dawai-dawai gitar rindu dan bintang. Dan mataku rapat terpejam aku
melayang dengan senyuman, menggapai Rindu disana. Dan pembunuh itu
melewati
sebuah gedung polisi menembaki pembunuh itu..Dion tunangan Lena.
Kukecup Bintang yang tak sadarkan diri, maka akupun pergi tanpa
penyesalan. xxxx
_Tamat_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar