Senin, 03 Februari 2014

Asmarawedha Prahara Puisi Cinta Dan Rindu

Jangan sentuh hati ini...
Penuh nista dan lumpur berbau hitam...
Mendesah erang tentang dendam...
Tak punya cinta untuk kau bawa pulang...
Aku hanya jejak yang terbuang dimasa itu...
Sebuah jejak berjelangga keruh terdiam dibendungan peluh...
Yang tandas kering penuh teriakan maki merincu kalbu...

Jangan ingat setangkai mawar hitamku...
Penuh racun menyumbat diperedaran tubuhmu...
Asmarawedha menyusup duka berduri angkara dikecam srigala...
Prahara melantun dideru tangis dalam isakan setengah mati...
Biar hilang raga puisiku nanti, tak bertelatah tentang cinta dan rindu lagi...

Simpan saja rindumu padaku...
Usah kenang wajah kerutku...
Sebagian buku telah kurobek, untuk tidak menjadi
penghalang kecupan indah baidurimu...
Buang resah yang separuh, nikmati harimu yang
tertatap penuh kasih diteduh palungannya...
Aku bukan secangkir kopimu yang dapat berceloteh malamku...
Biarkan aku tertepis tanpa perlu ada saduran rindu...

Kututup waktu senandung syair diatas cakrawala biru...
Kisar kisah jangan terpetik oleh benak insan merindu...
Kepak anyelir mawar hitamku banyak darah mendidih benalu...
Membuai kata para sastra tak punya malu berbilah lidah kesumat nafsu
yang tersirat diwedharaku...
Jangan berisap sebungkus permanent diruang rongga jiwa yang berkarang tipu...
Sudahi permainan jika tangan-tangan takdir dapat menghunus laknat itu...
Aku diam untuk hatiku, untuk jiwaku, untuk magda yang tersisa tanpa diketahui..kemana
aku pergi nanti...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar