Minggu, 02 Februari 2014

~**Kabut Asmara**~

24 September 2013 pukul 17:58


Napak tilas serumpun ilalang bergoyang tertiup hembusan semilir angin.
Mendung awan terarak langit menutup cerah nampak gelap terukir.
Perang hati badhar berkait, enggan menyapa pagi dari balik mentari.
Lukisan pelangi tersaput gerimis hujan, basah tanah membuncrat bumi.
Selaksa ada yang tertinggal sekisah deretan kelam berterumbu hitam.
Daunnya menari riang akarnya patah terinjak pejalan kaki.
Menumpuk benih dalam maksiat terjejali.

Kuncup kelopak sibunga seroja, berpayung cinta berkilah alang-alang luka.
Mendendangkan tentang kisaran dunia, hendak kepakan sayap-sayap dalam kerinduan.
Catatan terbungkam torehan pesakit lara terkembang, membuang tulisan merangkul mayang.
Matapun tak dapat terpejam, sedikit tangis terisak lelumpitan hati.
Ketika genangan dosa melumuri sekujur tubuh terbaring beku mati tanpa akal.
Disini tempat jerami tergurat, tak mau mengingat wajah sang syetan.
Yang membisikan seruling kematian....

Lentera menyala lemah kemudian padam, tak ada api membakar obor.
Simpang jalan banyak lubang berkerikil batu merah delima.
Ranum tersungging manis tercibir ditepi pinggiran sibibir pantai.
Jari jemari lekukan laut bergelombang dahsyat menyentuh karang.
Rona-rona jingga tersandung asmara pulau dewata.
Bergerak lincah tetapi busuk tersumbat menjadi cadas hitam terbujur kaku.
Membiru membuat petak dalam rongga ruang jiwa..kabut asmara menjadi prahara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar