Senin, 03 Februari 2014

Sekuntum Kerinduan

Senyum indahmu memias ditepian hatiku yang sendu.
Tawa candamu memikat mewarnai kelamnya sudut jiwaku.
Memercikan harumnya kehangatan bias-bias cintapun tersadur.
Kutimang waktu yang hilang dengan sebuah lentera memburu.
Yang tergambar polesan bentuk wajah milikmu.
Redamkan tangisku ketika aku tak mampu berlabuh.
Mencari sebuah kelopak ruang dibagian dirimu.

Padamu sekuntum kerinduan..tepiskan aku dari pembuluh kecubung maksiat.
Padamu sekuntum kerinduan..singkirkan aku dari retaknya kepalsuan.
Yang mengikat kalbuku menjadi muntahan semak berduri.
Yang menyelisik benakku menjadi pasukan iblis.
Beri aku sebuah telaga kasih yang tersirap untukku dahaga nanti.
Meski hari tak lagi terang kau tetap nirwarna tempatku merangkai cinta.

Celetuk manja..nyanyian hati parau serak suaramu merdu terdengar.
Damaikan selaksa langit jiwaku yang terhampar kelam.
Aku kelu menatap bumi tak bisa berkutik ketika kau rengkuh aku dalam impian.
Sekuntum kerinduan...jangan pejamkan mataku untuk saat itu.
Biarkan seruling gembala mencuat..lantunkan asa cinta tentang kekasih yang tertinggal.
Saat rangkaian itu tersulam kuberikan untukmu dengan pengharapan.
Nantikan aku digerbang surga menuai sekuntum kerinduanmu dariku pengembara cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar