Senin, 03 Februari 2014

~ Jejakku Hilang ~

11 September 2013 pukul 13:57


Keruh langit membahana menoreh luka ditepi jiwa.
Wajah-wajah tersadur pelik dusta berkiprah.
Tak ada embun yang bernyanyi riang, menggoda alang dipagi hari.
Munafik terselip dirongga kalbu, kepalsuan mengisi dicelah hati.
Buang saja aku jangan ingat sendiriku disini.
Karena aku hanya rumput menguning yang terinjak alas kaki.
Buat apa harus teringat jika ada tundingan berkarang.
Aku bukan apa-apa tak punya arti untuk tersimpan.

Biarkan kutoreh sepi bersama kelam, teriring perih sudah biasa.
Jangan sisipkan rindu jika tak ada rasa, hanya terkesan aku sudah mati.
Tak ada gelak tawa senja, mengusik waktu itu kembali.
Mungkin hilang diterpas pudaran bumi, ketika sadarmu sudah tak berarti.
Sudah jangan ukir kisah itu lagi, ketika aku pergipun kau tak perduli.
Lupakan siapa aku yang menitip ruang dalam satu mesin.
Aku takkan mengingat karena memoriku telah retak.

Jangan datang menoreh cagar dalam iringan benak.
Dedaun pintu hatiku telah merapat mengunci aksara tentang cinta.
Lupakan..menjauh dari lingkup alar berdesing dihidupku.
Jika tak mampu mengerti, memahami sisa-sisa lentera yang hampir padam.
Kulewati malam bersama debu, tertinggal dalam kota yang sepi.
Tanpa sederet badai atau manusia yang menyimpan kepalsuan.
Dan jejakku sudah hilang....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar