Senin, 03 Februari 2014

_** Doa Diujung Malam **_

18 September 2013 pukul 14:35


Kusibak tirai malam bertudung kelam, ada selaksa hening telujur gelisah.
Hitam menggumpal mencoreng langit tak beralas awan terang.
Tak ada rentetan bintang terkekeh riuh, bersandar pada bulan.
Yang terdengar hanya rintihan pekat menyisik jiwa, ketika risaunya
menjadi serpihan tangis memulas kepingan kalbu.
Kalbu yang mulai remuk redam......

Mungkin batas itu hampir hilang......
Mungkin tempatnya menetap sudah tak beralas randu-randu kecintaan.
Tergelincir entah pada sepi yang mana......
Yang jeruji pekatnya menjerumat dalam hati lirih menyimpan jutaan luka.

Engkau angin yang bersadur merdu ditelinga......
Jangan kaitkan benakku dengan temali kepedihan.
Aku takkan pernah bisa meraih, saat rinduku sirna dalam hamparan
kabut yang berbuih.

Engkau angin yang tak beralas langit terjuntai indah......
Jangan cibirkan gumpalan benci dengan senyuman penuh duri.
Takkan terlihat gurauan canda tertutur diserambi kelam.
Hanya kesunyian beralang kelambu diruang waktu yang berbuih airmata.
Doaku terulas diujung malam disetiap aku mengingatmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar