Minggu, 02 Februari 2014

                         ~Mengeja Hujan Di January~


Mengeja Hujan Januari Seumpama Duka
Januari merintih sederas hujannya
Saat mentaripun tak kuasa tersenyum
Aku mengejanya serupa duka
Saat rinai hujan coba hapuskan jejak-jejak debu
Aku mengeja hujan januari serupa nestapa
Ia panjang dan nyaris tanpa jeda
Ia merintih seumpama orang tua yang papa
Ia sendiri tanpa anak yang entah kemana
Hujan januari tetaplah luka
Menghitam laksana senja januari dibalut awan
Memarnya membekas dalam sayatan deras rintiknya
Hujan Januari seumpama pertanda
Bahwa esok tak lagi ada
Seperti malam yang basah oleh rinainya
Ia seakan bisikkan kata;
Nestapamu, Kawan!
Hujan Januari lengkapi derita
Saat anak-anak tak lagi bisa lanjutkan tawa
Saat orang tua tak lagi mau bicara
Semua diam dalam luka
Mengeja HUjan Januari seakan membaca Prosa Panjang tanpa kata-kata
Ia muram
Ia terdiam
Saat Januari habiskan semuanya;
Tawa riang anak-anak yang tak lagi tersisa
Senyum orang tua yang tak lagi punya makna
Ia hampa
Ia resah dalam hujan tanpa jeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar