Minggu, 02 Februari 2014

"Jejak Napak Tilas Wajahmu Ibu"

26 Desember 2013 pukul 1:32
Disini aku nanar tanpa ada yang mengetahui.
Ketika kuingat bayang-bayang masa lalu itu.
Tanganmu..bu, yang selalu ingin kunikmati.
Ketika aku tak mampu menumpahkan kepedihan ini.
Ketika harus kau ingatkan aku, sebab aku takkan mampu menatap.
Jika yang terlihat pergolakan yang kerap tersembunyikan.
Aku menangis bu..pada luka yang menempel ditubuhku.
Kenapa kau..bu, yang tertidur tanpa terbangun dipagiku.
Aku menangis bu..pada kesakitan yang menempel dibenakku.

Tangan-tangan kasihmu yang selalu terindui.
Sama seperti rerindu sakura dimusim salju.
Aku tak mampu menempiskan jika ragum sosokmu telak
membuatku menangis.
Bu..lihat aku yang masih belum dapat menghapus airmataku sendiri.
Bu..cuma ibu yang selalu mengingatkan untuk tidak meludahi bumi.
Bu..hanya ibu yang kerap kali menghapus airmataku.
Ketika aku terbui didekap erangan pedih..

Bu, lihat anak-anakmu yang berkelakar canda tanpamu.
Tanpa senyumanmu..tanpa belaian kasih sayangmu..tanpa nasihat
yang merambati ketika usia semakin membuai dunia.
Apakah ada yang mampu memapahmu ketika kau sakit..bu.
Aku..yach aku, yang selalu terjaga agar kau baik-baik saja.
Tapi tuhan berkata lain..kau pejamkan matamu dengan khiasan senyum
terkikis iris dihatiku.
Kau pergi setelah kubasuh kedua kakimu dan kuminumkan air telapak kakimu.
Aku tahu..bu, tuhan akan menjumputmu, aku tahu..bu.

Ternyata bertengger didekatku yang mengingat tentangmu..bu.
Sakit hatiku..aku yang tak mampu menjagamu bu.
Harusnya tuhan yang merenggutku sejak aku belum kau lahirkan.
Yaa rabb..pertikungan jalanku terbisu tanpa mengucapkan sebuah kata.
Kenapa kau yang selalu menundukan angkuhku.
Dan rekamu kau tangkap, kau sudutkan aku dengan kerinduan itu.
Kau membuatku tersimpuh, kau kenapa harus kau yang diammu mengetahui.
Kau tahu itu letak lemahku..dengan jejak napak tilas wajah ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar